2 Nov 2011

Permisi,,Saya Izin Mau Marah (Si Penakut murka)



Kadang...
Ketika kemarahanmu datang, ingin melampiaskannya  ke sekeliling..
Seketika itu juga kemarahan dan amarahmu itu dimarahi ketakutanmu lagi...
Kenapa kamu harus marah?
Bukankah kamu yang salah dan akan selalu begitu?
Tidaak...!
Tidak harus ada rasa bersalah karena kedatangan amarah..
 Aku letih menyuguhkan alasan cantik untuk Self-Defense-Mechanism-ku yang malah menghantarkanku kepada Suicide..
Marah..
Ke sekelilinglah harus Aku campakkan...
Bukan untuk dihujamkan ke dalam....
Siapa suruh dia datang??
Aku mati-matian menguburnya...
 Yang lagi dan lagi datang...
 datang yang bukan dari zona yang panas, emosi dan egois,,,
Tapi nun dari tempat yang sejuk,,
Di sana ada si sabar, si damai, si mengalah dan si lapang dada
Yang berontak karena wilayah teritorialnya, dimasuki-paksa..
Semena-mena...
lagi...!
Cukup...!
Aku marah!!
....... 

Cuap-cuap :
Baiklah, itu tadi syair hasil karya ku yang pertama (^-^) whuwaaa,,senangnya..
Tulisan di atas adalah fiktif tentang gambaran luapan  “emosi sesaat”, ketika loncatan arus kemarahan menyambar di kepala,,
well...
Sebelumnya nih..
Aku klarifikasi dulu di awal-awal ini bahwa tujuan ku menulis adalah untuk lebih memahami diri, mengikuti serta menuangkan jalan fikirianku sendiri, tanpa bermaksud untuk menggurui siapapun ( pasti akan lebih karen lagi kalau ada yang bisa mengambil pelajaran juga). Karena itu, aku ingin membuat  tulisan yang mengusung energi positif melalui tiap  pesan yang coba ingin ku sampaikan. Nah, maka dari itu setiap tulisan akan ku coba untuk meng-elaborate-nya dari sisi nilai-nilai agama.Yach,,tentu saja terbatas hanya berdasarkan pengetahuan dan pemahaman ku dan di pancarkan langsung dari satelit dikepalaku, melalui stasiun IQ&EQ milikku  dengan gelombang frekwensi antara persepsi di kepalaku, dengan pengalaman di masa laluku (eng..kalimat terakhir, kalau kurang dimengerti baca lagi aja y, hanya pembaca dengan cita rasa seni bahasa yang tinggi yang bisa memahaminya. Aku aja yang nulis agak bingung &belepotan (^^)
Anyway, kata “marah” bawaannya pasti amarah, emosi. Menurut aku, tingkatannya kayak gini:
Marah >diredam (ga mempan)> emosi >naik pitam >ngucapin kata “APA!?”+back sound jreng jreng jreng!>ngamuk >berkata-kata kurang bagus>pukul sesuatu>banting sesuatu>pukul seseorang>banting seseorang. 
perangkat pendukung :lidah>tangan>kaki>silet>pisau>clurit>kapak>granat>pistol>basoka>meriam>(y ampuuun...)>bom nuklir.. (><)!
Wokkeh, kita kembali dunia yang damai ngobrolin tulisan ku di atas y...
Kata Rasulullah:
Orang yang paling hebat itu adalah orang yang bisa menahan amarahnya. Janganlah kamu marah, karena kalau kita sedang marah, berarti sedang dikuasai setan. Kalau kita marah lagi berdiri, duduk biar reda marahnya.ketika sedang duduk berbaringlah..
Ehmm,,segitu-nya ya, nabi mewanti-wanti untuk tidak marah,,,
........................
Makanya Aku kepikiran, di acara-acara berita di Televisi, khususnya yang siang hari tu..?
Banyak berita yang bikin bulu kuduk kita merinding plus bertanya-tanya:” kok bisa y...?, kok ada orang kayak gitu y?..”
Tengoklah tu, berita kriminalnya, yang istri pukul suami pake clurit-lah, tawuran, anak berantem sama Ayah-lah, pembantu siram majikan dengan air panas lah, anak ecil dipukuli ayah sampai berdarah-darah-lah...dll
Nah, orang-orang di dalam berita tu, adalah asli manusia kayak kita juga dan terjadi bukan dengan orang asing malah dengan keluarga dekat yang kita sayangi sendiri, ada masalah sepele, kapak ikut campur, ada salah paham dikit, antar kampung terjadi kerusuhan. Menurutku, itu semua terjadi  berawal dari percikkan kecil amarah, karena gabisa meredam, marah jadi meluap-luap, kalap, gelap mata maka terjadilah hal hal yang seperti di atas. Ketika emosi sedang memuncak, ga da pengendalian diri! maunya nyerang mulu, pokoknya mengalahkan! hajar! lawan! kalahkan! tiada ampun! bagimu !ke laut aje!taklukkan! kejar rame-rame! tendang! dan....
Goooooool...

^^!
anyway,
back to topic...
 let`s take a look ke beberapa penjelasan Rasulullah tentang marah yang dikutip dari sini:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan, “Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia”.


Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan, “Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan.” (HR. Thobrani, Shohih)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh juga mengatakan, “Bukanlah maksud beliau adalah melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan.”
Gimana solusinya...?
Tips Menanggulangi Kemarahan

Syaikh Wahiid Baali hafizhohulloh menyebutkan beberapa tips untuk menanggulangi marah. Diantaranya ialah:

1. Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”.
2. Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya.
3. Mengambil sikap diam, tidak berbicara.
4. Duduk atau berbaring.
5. Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam keadaan marah.
6. Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan kesalahan orang yang bodoh.
7. Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.

Syaikh As Sa’di rohimahulloh mengatakan, “Sebaik-baik orang ialah yang keinginannya tunduk mengikuti ajaran Rasul shollallohu ‘alaihi wa sallam, yang menjadikan murka dan pembelaannya dilakukan demi mempertahankan kebenaran dari rongrongan kebatilan. Sedangkan sejelek-jelek orang ialah yang suka melampiaskan hawa nafsu dan kemarahannya. Laa haula wa laa quwwata illa billaah” (lihat Durrah Salafiyah).

oh y, banyak yang bilang,
“Kesabaran itu ada batasnya, itulah kenapa marah muncul..."
Benarkah?
ehmmmm..
“bukannnya ketika tidak ada batasan, sesuatu itulah yang dinamakan sabar...?
 sekian...
semoga bermanfaat
mari kita syukuri indahnya hari ini...(^^)

 .......

Epilog (dialog Aku &Euncha): 
 
 Euncha: nah..jadi gitu Ku...(panggilan yang aneh ^^) inti nya adalah
              “letakkan-lah marahmu pada tempatnya..."
Aku     :ooh..gitu y ncha. OK.Gw ngerti.thnx lot. berarti pas Gw    
            lagi marah, amarahnya Gw kudu redam &disalurkan   
            dengan bikin puisi atau cerpen tentang marah aja, nanti 
            diterbitkan biar produktif ya kan Ncha?
Euncha:wah, ide bagus juga tuh. Gw dukung. nanti target market 
              karya-karya Lu juga orang yang lagi marah. biar klop.  
              mereka pake karya lu untuk di injak-injak atau dibanting   
              untuk melampiaskan marah.. (^^)
Aku    : .....(- -'')

Tidak ada komentar: